• Alamat Jl. Lili kembang, Maguwo, DIY
Call Center: (0274) 280 3000

Fakta Diabetes di Dunia dan Indonesia

Penyakit diabetes memang penyakit yang sering diabaikan. Padahal diabetes tipe berapa pun adalah penyakit berbahaya dan mematikan jika tidak ditangani dengan cermat.

Survei pada tahun 2014 menyatakan diabetes sebagai penyebab kematian nomor 3 terbesar di Indonesia. Malah data pada tahun 2017 menunjukkan Indonesia menjadi negara keenam dengan penderita diabetes terbanyak yaitu mencapai 10,3 juta jiwa. Mengapa hal ini bisa terjadi?

.

Apa Itu Diabetes?

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau sering disebut kadar glukosa) atau ketika tubuh tak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan tubuh karena berbagai sebab.

Diabetes tergolong prioritas dalam kategori penyakit tidak menular yang ditargetan para pakar kesehatan di seluruh dunia. Baik terkait jumlah kasus ataupun prevalensi diabetes. Lembaga dunia seperti WHO juga memberikan perhatian khusus pada diabetes. Kenaikan kadar gula darah menjadi ciri umum diabetes.

.

Beberapa Tipe Diabetes, Apakah Semua Berbahaya?

Terdapat 4 jenis diabetes yang seluruhnya termasuk dalam kategori penyakit kronis. Dalam jangka panjang, jika tidak ditangani dengan baik maka keempat jenis ini sama-sama berbahaya dan berakibat fatal.

Pada jangka waktu lebih panjang, diabetes akan menyebabkan kerusakan serius pada hati, pembuluh darah, mata, ginjal dan saraf. Keempat tipe diabetes tersebut adalah:

1. Diabetes tipe 1/insulin dependen

Diabetes tipe ini sering terjadi pada anak-anak dan remaja karena pankreas dalam tubuh sama sekali tidak mampu memproduksi insulin. Penderita diabetes tipe 1 memerlukan pemberian insulin setiap hari untuk mengatur jumlah glukosa dalam darah.

Gejala diabetes tipe ini antara lain: peningkatan frekuensi BAK, rasa haus berlebihan, rasa lapar terus menerus, penurunan berat badan secara tiba-tiba, mudah lelah, perubahan kemampuan pengihatan. Penyebab diabetes tipe ini mayoritas karena faktor keturunan/gen.

2. Diabetes tipe 2/non-insulin dependen

Tipe ini merupakan penyumbang terbesar angka penderita diabetes di seluruh dunia. Tubuh penderita diabetes tipe 2 masih memproduksi insulin namun penggunaan tidak maksimal dan efisien.

Gejalanya mirip dengan tipe 1 namun seringkali samar sehingga tidak terdiagnosis selama beberapa tahun sampai komplikasi terjadi. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa.

Penyebab diabetes tipe 2: faktor genetik/riwayat keluarga diabetes, obesitas, pola makan dan gaya hidup tidak sehat (hobi makan junk food/minuman manis) dan merokok.

3. Toleransi Glukosa Terganggu (IGT) dan Gangguan Glikemia Puasa (IFG)

Ini merupakan kondisi pra-diabetes. Kadar glukusa dalam darah tinggi namun tak cukup tinggi sehingga dapat didiagnosis diabetes. Dengan kondisi ini, mereka yang memiliki pra-diabetes lebih tinggi risikonya terkena penyakit kardiovaskular.

4. Diabetes Gestasional

Diabetes ini pada hakikatnya hanya bersifat sementara dan terjadi pada masa kehamilan. Namun jika tidak diobati akan mengarah pada diabetes tipe 2.

Perempuan dengan diabetes tipe 2 mengalami peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Diagnosis diabetes ini melalui pemeriksaan kehamilan. Faktor risiko diabetes gestasional pada ibu hamil dengan kategori berikut:

  • usia ibu hamil (lebih dari 40 tahun)
  • kondisi obesitas/kegemukan sebelum dan saat hamil
  • riwayat keluarga diabetes
  • sebelum hamil sudah didiagnosis diabetes
  • pola makan sehingga penambahan berat badan saat hamil cenderung berlebihan
  • riwayat diabestes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • riwayat melahirkan bayi meninggal/cacat bawaan/abortus dan riwayat PCOS.

.

Bagaimana Diabetes Gestasional Dapat Terjadi?

Wanita hamil dikategorikan diabetes gestasional melalui pemeriksaan darah di mana kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi. Glukosa merupakan sumber energi bagi tubuh anda berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa yang kemudian memasuki sistem peredaran darah. Saat hamil, beberapa hormon yang diproduksi oleh plasenta mempengaruhi kadar insulin dalam darah atau disebut dengan resistensi insulin.

Padahal insulin berperan penting untuk glukosa dapat masuk ke sel-sel tubuh. ketika resistensi insulin terjadi, pankreas secara otomatis perlu memproduksi ekstra insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah.

Saat ibu hamil menderita diabetes gestasional, proses ini tidak terjadi sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat dan diagnosis diabetes gestasional diberikan.

.

Komplikasi Diabetes Gestasional

Ketika diabetes gestasional tidak ditangani dengan tepat, komplikasi mungkin terjadi dan mengancam kesehatan ibu hamil.

  • Risiko abortus, kelainan bawaan dan lahir mati.
  • Kadar glukosa darah yang tinggi secara konsisten mempengaruhi pertumbuhan bayi sehingga berat badan bayi menjadi lebih besar.
  • Masalah pada persalinan karena berat bayi yang terlalu besar.
  • Risiko bayi baru lahir mengalami hipoglikemi karena bayi tak menerima glukosa dari ibu namun produksi insulin lebih tinggi dari biasanya.
  • Risiko ibu hamil mengalami pre-eklamsia dan darah tinggi selama kehamilan.

.

Penanganan Diabetes Gestasional

Pemantauan kadar glukosa dalam darah akan membantu mewujudkan kehamilan yang sehat. Kenaikan berat badan selama kehamila menjadi salah satu faktor kunci penanganan diabetes gestasional. Cara lain yang dapat dilakukan adalah:

  • Susunlah pola makan dan menu makan yang sehat setiap hari – Kunjungi ahli gizi anda untuk konsultasi tentang hal ini. Pola makan yang sehat dapat membantu menstabilkan kadar glukosa darah. Makanlah 3 kali sehari dengan porsi sedang dan 2-3 kali makanan ringan, mencukupi jumlah karbohidrat dengan makanan dengan indeks glikemik rendah (cereal, gandum, kentang dll), penuhi piring mayoritas dengan protein dan pilih makanan rendah lemak jenuh (apokat dll) serta serat tinggi (aneka sayuran).
  • Batasi kenaikan berat badan saat hamil, dihitung menggunakan BMI sebelum hamil.
  • Aktivitas fisik secara teratur – Aktivitas fisik dapat membantu mengelola kadar glukosa dalam darah dan pertambahan berat badan. Selain itu mempertahankan tubuh tetap bugar untuk persiapan kelahiran. Banyak jenis aktivitas fisik yang cocok selama kehamilan, tapi sebelumnya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Contoh aktivitas fisik yang dapat dilakukan: berenang, jalan cepat, sepeda statis, senam/yoga/pilates dan latihan ketahanan dengan intensitas ringan hingga sedang. Imbangi aktivitas fisik dengan cukup asupan cairan.
  • Pemantauan kadar glukosa dalam darah – Rutin lakukan pemantauan kadar glukosa dalam darah setiap bulan dan 3 bulan sekali.
  • Konsumsi obat-obatan (bila perlu) – Suntikan insulin akan membantu menstabilkan gula darah. Suntikan insulin tidak melewati plasenta sehingga tidak membawa dampak buruk utuk bayi.

.

.