Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak – “The greatest wealth is health” ini adalah pepatah yang 100% benar. Kekayaan terbesar adalah kesehatan terutama di masa pandemi yang serba tak menentu. Sudah menjadi fakta umum bahwa di dalam tubuh manusia hidup berbagai macam bakteri baik. Di kulit, hidung, telinga dan mayoritas di saluran pencernaan.
Sistem pencernaan berperan untuk mencerna makanan, menyerap nutrisi dan menghasilkan energi bagi tubuh. Salah satu organ terpenting dalam sistem pencernaan adalah usus. Di usus, ditemukan banyak bakteri baik untuk menjaga tubuh dari penyakit dengan mekanisme kekebalan tubuh yang diciptakan. Mayoritas komponen sistem kekebalan tubuh berada pada usus.
Kesehatan saluran cerna dan keberadaan bakteri-bakteri baik tersebut tergantung pada makanan yang anda konsumsi. Jika anda makan sehat dan cukup nutrisi maka saluran pencernaan akan bekerja dengan baik, proses penyerarapan nutrisi maksimal dan selanjutnya mikroorganisme baik tetap terjaga di dalam usus.
Bahkan terdapat beberapa makanan yang dapat membantu pertumbuhan bakteri baik tersebut. Anda para orang tua tentu ingin menjaga imunitas tubuh anak. Nah bagaimana cara meningkatkan imunitas tubuh anak agar tidak mudah sakit? Makanan apa saja yang wajib dikonsumsi untuk menjaga kesehatan saluran cerna?
Usus adalah Otak Kedua dalam Tubuh Manusia
Saluran pencernaan manusia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan yang terakhir rektum/anus. Makanan masuk ke tubuh melalui mulut kemudian diserap nutrisinya dan dikeluarkan sebagai feses.
Dalam proses ini peran beragam enzim dan bakteri baik dalam usus sangat membantu mencerna makanan dan melindungi tubuh dari bakteri berbahaya. Kesehatan usus merupakan prioritas utama yang dapat tercapai bila ada keseimbangan jumlah bakteri dan mikroba baik di usus.
Baca Juga: https://rsbungabangsamedika.com/imunisasi-dasar-dan-lanjutan-pada-bayi-pentingkah/
Menurut anda saraf/bagian tubuh mana yang mengontrol seluruh proses pencernaan dan pelepasan enzim di tubuh anda? Mari berkenalan dengan Enteric Nervous System (ENS). ENS adalah dua lapisan tipis mengandung lebih dari 100 juta sel saraf yang melapisi saluran pencernaan dari kerongkongan hingga rektum.
Peran utamanya adalah mengendalikan pencernaan mulai dari refleks menelan hingga pelepasan enzim untuk memecah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Ini termasuk kontrol atas aliran darah yang membantu proses penyerapan nutrisi. ENS tidak mampu berpikir seperti otak namun ia mampu berkomunikasi dengan otak besar. Karena mekanisme inilah usus disebut sebagai otak kedua dalam tubuh manusia.
Mengenal Sumbu Otak-Usus (Gut Brain Axis)
Meski ENS tidak terhubung dengan otak secara langsung, ENS dan otak berkomunikasi secara intens. Komunikasi ini menghubungkan kondisi emosional dan kognitif otak dengan fungsi usus. Interaksi dua arah yang terjadi antara mikrobiota (bakteri baik) di usus ke otak dan dari otak ke mikrobiota di usus terjadi melalui sistem saraf, endokrin dan sistem imunitas.
Pencernaan yang sehat mempengaruhi perkembangan otak dan sebaliknya otak mempengaruhi saluran cerna dalam proses keseluruhan pencernaan termasuk penyerapan nutrisi. Anda mungkin kerap merasakan komunikasi antar 2 elemen penting ini. Contoh: anak anda makan terlalu banyak lalu ENS memberi sinyal pada otak untuk menghentikan makanan sehingga refleks menelan hilang dan yang terjadi berikutnya muntah.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Mikrobiota/Bakteri di Usus
Terdapat beragam faktor yang mempengaruhi jumlah mikrobiota dalam tubuh anak antara lain:
- Asupan makanan dan nutrisi semasa bayi dan anak-anak
Pemberian ASI eksklusif selama 2 tahun dan MPASI kaya nutrisi di beberapa bulan pertama kehidupan merupakan hal yang wajib didapat tiap anak. ASI sebagai imunomodulator (perangsang kekebalan tubuh) mengandung segudang komponen/zat yang berguna bagi kesehatan pencernaan.
Protein, laktosa, berbagai hormon, faktor pertumbuhan dan tiga yang terpenting yaitu antibodi, oligosaccharides (senyawa prebiotik yang memiliki kemampuan meningkatkan jumlah bakteri baik di usus), dan enzim penangkal virus terkandung dalam ASI. Itu sebabnya kampanye ASI eksklusif digalakkan di seluruh dunia.
- Faktor genetik
Jumlah bakteri baik dalam usus dipengaruhi oleh sususan genetik inang. Beberapa penelitian menyatakan bahwa ibu memiiki susunan mikrobiota yang mirip dengan anak.
- Infeksi dan metode persalinan
Populasi bakteri pada bayi baru lahir salah satunya ditentukan oleh metode persalinan. Bayi yang lahir pervaginam umumnya terpapar bakteri lactobacilus yang ada di vagina sedangkan metode SC dapat mempengaruhi jumlah mikrobiota di usus bayi sehingga bayi mengalami risiko alergi, respon stress dan metabolisme terganggu. Dengan demikian, konsekuensi jangka panjang bayi mengalami obesitas, asma dan penyakit yang berkaitan dengan imun.
- Pengaruh lingkungan, misal anak hidup bersama ayah perokok yang menyebabkan anak menjadi perokok pasif.
- Penggunaan obat-obatan antibiotik
- Stress yang secara signifikan mempengaruhi kerja usus dan interaksinya dengan otak.
Oleh sebab itu sangat penting memantau makanan apa saja yang masuk ke pencernaan buah hati anda demi kesehatan saluran cernanya.
Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak di Masa Pandemi
Pada dasarnya menjaga imunitas tubuh anak berawal dari menjaga apa saja yang masuk ke dalam tubuhnya. Faktor-faktor eksternal juga berpengaruh dalam imunitas tubuh. Berikut ini cara mudah meningkatkan imunitas tubuh:
- Jaga kebersihan dan terapkan protokol kesehatan yang berlaku demi terlindungi dari virus dan bakteri. Bakteri patogen yang masuk ke anak melalui makanan atau faktor eksternal lain dapat menggangu kerja usus dan selanjutnya mempengaruhi imunitas anak.
- Minimalisir stress dan trauma pada anak sebab saat stress otak memberikan sinyal ke saluran cerna sehingga kerja usus menjadi tidak normal.
- Hindari anak anda dari paparan alkohol, narkoba, rokok dan bahan polutan berbahaya.
- Hindari konsumsi obat-obatan dan antibiotik.
- Dan yang terpenting, perhatikan asupan nutrisi untuk meningkatkan sistem kekebalan anak. Anak-anak wajib mengkonsumsi: vitamin A, C dan D, mineral, asam amino, asam lemak, fitokimia, prebiotik dan proiotik.
- Bagi bayi yang mulai/sedang mengkonsumsi MPASI, perhatikan jumlah asupan dan keseimbangan setiap zat. Komposisi karbohidrat dianjurkan sekitar 35-60% dari total kalori, protein sebanyak 10-15% usahakan protein hewani, lemak 30-45%, buah dan sayur maksimal 25% saja sebagai pengenalan rasa.
Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Melalui Probiotik dan Prebiotik
Probiotik adalah bakteri/mikroorganisme baik yang bila dikonsumsi dalam jumlah cukup akan mendatangkan manfaat bagi saluran pencernaan. Probiotik mudah ditemukan dalam suplemen dan beberapa makanan tertentu contoh: yoghurt, kombucha, pickles dan berbagai jenis keju (mozzarella, cheddar dll). Berikut mekanisme kerja probiotik:
- Makanan mengandung probiotik masuk
- Aktivitasi makrofag dan produksi imunoglobulin A
- Mengubah PH lingkungan saluran cerna menjadi lebih asam agar bakteri patogen tidak dapat hidup
- Menghasilkan bakteriosin (penghambat pertumbuhan bakteri jahat)
- Menginduksi toleransi terhadap antigen makanan
- Berkompetisi dengan patogen agar tidak menempel di dinding usus.
Prebiotik merupakan serat yang tidak dapat dicerna dan secara selektif membantu pertumbuhan bakteri baik dalam tubuh sehingga memberikan manfaat bagi yang mengkonsumsinya dalam bentuk makanan atau suplemen. Sinergi yang terjadi antara probiotik dan prebiotik menghasilkan sinbiotik yang dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
- Meningkatkan jumlah bakteri lactobacilus dan bifidobacteria. Kedua bakteri ini menghasilkan asam laktat mengakibatkan turunnya PH di saluran pencernaan sehingga menciptakan lingkungan yang menghalangi pertumbuhan bakteri patogen.
- Meningkatnya kemampuan sistem imun karena saluran cerna dilindungi sejumlah besar bakteri.
- Mencegah translokasi bakteri dan menurunkan angka kejadian infeksi.
Pengaruh Stress Pada Anak di Masa Pandemi Bagi Imunitas
Di masa pandemi, anak-anak disarankan untuk tinggal di rumah. Mayoritas kegiatan dilakukan di dalam rumah seperti sekolah dan bermain. Stress mungkin terjadi karena kini anak-anak tidak dapat berinteraksi di luar rumah bersama teman-teman sebayanya. Stress dapat menyebabkan sistem imunitas anak menurun karena kerja usus yang tidak optimal.
Jika anda para orang tua mengalami masalah pencernaan pada anak anda, segera konsultasikan keluhan ke dokter anak dan perbaiki nutrisi guna peningkatan kekebalan tubuh anak.