Polycystic Ovary Syndrome atau sering disingkat menjadi PCOS adalah sebuah gangguan genetik, hormon, metabolisme dan sistem reproduksi yang terjadi pada wanita. Kondisi ini merupakan akibat dari produksi berlebih hormon androgen (kumpulan hormon pria, paling dominan adalah hormon testosteron) di ovarium. Tubuh wanita juga menghasilkan hormon testosteron namun dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan pria. Selain ovarium, kelenjar adrenal berperan pula dalam produksi hormon.
Fakta PCOS
1 dari 10 wanita di dunia mengalami PCOS dan 50% diantaranya tidak menyadari bahwa mereka mengidap gangguan tersebut. Padahal tidak hanya berdampak pada kesuburan wanita, PCOS berisiko menyebabkan kanker endometrium/dinding rahim tiga kali lipat dibandingkan wanita normal dan menimbulkan komplikasi lain selama kehamilan.
Ciri-ciri PCOS adalah
Wanita dengan PCOS menurut Rotterdam memiliki kumpulan gejala paling tidak 2 dari 3 indikasi yaitu:
- Siklus haid tidak teratur akibat oligovulasi/anovulasi (tidak ada sel telur matang yang dilepaskan dari indung telur menuju rahim).
- Hiperandrogen klinis/biokimiawi ditandai dengan pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan kebotakan. Kondisi pertumbuhan rambut berlebihan dinilai dalam skala, jika mencapai 4-6 maka dinyatakan hiperandrogen.
- Pemeriksaan USG transvaginal yang memberikan gambaran PCO (polycystic ovaries). Poly artinya banyak dan cystic berarti kista maka terdapat banyak kista ovarium yaitu kantung-kantung berisi cairan yang mengandung sel telur atau folikel. Normalnya, dalam ovarium setiap bulannya terdapat satu sel telur matang yang siap bergerak menuju rahim. Jika bertemu sperma nantinya akan berkembang menjadi janin. Berikut perbandingan ovarium dengan dan tanpa PCO. Folikel wanita dengan PCO terlihat berukuran kecil (2-9mm) dan banyak (lebih dari 20) namun tak ada satu-pun yang matang. Pertumbuhan folikel terhenti di dalam ovarium.
Faktor Terjadinya PCOS
PCOS adalah kondisi infertilitas pada wanita yang membutuhkan penanganan khusus. Penyebab PCOS sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun banyak penelitian merujuk pada tiga faktor berikut:
- Genetik
PCOS adalah salah satu penyakit yang mungkin didadapat dari riwayat keluarga. Anda perlu waspada dan melakukan pemeriksaan lebih dini jika salah satu anggota keluarga inti memiliki riwayat PCOS.
- Kelainan janin saat dalam kandungan
Kondisi hiperandrogen pada janin perempuan yang disebabkan oleh faktor genetik (ibu dengan PCOS dan hiperandrogen) dan lingkungan dapat menyebabkan perkembangan PCOS pada janin. Berdasarkan penelitian pada primata perempuan, ini muncul dari pengaruh gen.
- Faktor lingkungan
Ketidakseimbangan hormon merupakan penyebab PCOS paling umum. Produksi hormon androgen yang terlalu berlebihan , hormon FSH dan LH yang terlampau tinggi atau malah sedikit adalah akar permasalahannya. Resistensi insulin juga mempengaruhi produksi hormon yang menghambat proses ovulasi. Hiperandrogen yang terjadi pada penderita PCOS meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, anovulasi dan lebih parahnya kanker endometrium. Faktor eksternal yang juga mungkin terjadi adalah: peradangan pada organ ovarium sehingga menghambat perkembangan folikel.
Dampak PCOS
Terkadang ciri-ciri PCOS terlalu samar sehingga anda tidak menyadarinya. Namun wanita pengidap PCOS dapat mengalami penyakit/komplikasi serius selama hidupnya antara lain:
- Infertilitas pada wanita
Kondisi PCOS menyebabkan pertumbuhan sel telur terhenti/terhambat sehingga tidak terjadi ovulasi (anovulasi) atau ovulasi tidak teratur (oligo ovulasi). Jika ini terjadi, peluang kehamilan menurun. Penderita PCOS bisa saja hamil alami dengan bantuan obat hormon sesuai anjuran dokter.
- Keguguran berulang
PCOS adalah salah satu penyebab keguguran berulang. Ini muncul karena kondisi hiperandrogen. Hormon yang paling dominan adalah testoteron, jika kadarnya terlalu tinggi maka akan mempengaruhi kerja endometrium.
Studi yang dilakukan pada tahun 2000 menemukan bahwa pada wanita yang mengalami keguguran, tingkat hormon testosteron lebih tinggi dibandingkan wanita hamil sehat tanpa PCOS.
Keguguran berulang juga terjadi karena resistensi insulin yang didefinisikan sebagai gangguan respon metabolik tubuh terhadap insulin. Tubuh menghasilkan insulin namun tidak bekerja maksimal untuk mengubah glukosa menjadi energi.
Kadar insulin yang terlalu tinggi pada pasien resistensi insulin dapat meracuni sel-sel plasenta dan mengakibatkan kerusakan DNA, kematian sel dan penurunan kelangsungan hidup sel. Sel-sel yang terbentuk di trimester awal kehamilan rentan terhadap peningkatan kadar insulin. Kerusakan-kerusakan yang terjadi karena peningkatan jumlah insulin ini akan mengarah pada keguguran.
- Diabetes dalam kehamilan
Ini berkaitan pula dengan kondisi resistensi insulin pada wanita dengan PCOS. Pankreas memproduksi cukup insulin namun tubuh tidak dapat menggunakannya dengan baik sehingga terjadi penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemia). Akibatnya diabetes gestasional hampir pasti terjadi.
- Hipertensi selama kehamilan dan komplikasinya
Obesitas dan resistensi insulin menjadi faktor kunci peningkatan tekanan darah pada wanita PCOS. Kedua kondisi tersebut mengganggu mekanisme pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) secara alami untuk meningkatkan aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya terjadi hipertrofi (penebalan dan pembesaran) pada dinding otot jantung. Jantung menjadi kesulitan memompa darah dan menyebabkan hipertensi. Komplikasi hipertensi meliputi: gagal jantung, ginjal, stroke dan lain-lain.
- Penebalan dinding rahim
Penebalan dinding rahim umumnya akibat kelainan hormon atau sering disebut hiperplasia endometrium. Hormon estrogen berperan dalam menebalkan dinding rahim sebagai tempat ideal embrio tumbuh. Kadar estrogen terlalu tinggi menyebabkan penebalan dinding rahim secara tidak normal dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko kanker dinding rahim/endometrium.
Target penyembuhan PCOS
Target pengobatan PCOS yang dipilih didasarkan pada gejala yang muncul. Namun mayoritas dokter mengatakan modifikasi gaya hidup merupakan faktor kunci penyembuhan PCOS. Penurunan berat badan atau mempertahankan berat badan ideal dengan cara diet dan olahraga. Berikut beberapa panduan untuk menjadi acuan:
- Hitung BMI anda untuk mengetahui indeks massa tubuh apakah normal, under, over weight atau malah masuk kategori obese. Untuk anda yang obesitas/over weight, kurangi asupan kalori sebanyak 1200-1500 Kkal per Konsumsi gizi seimbang dan hindari makanan olahan.
- Banyak jenis olahraga yang dapat anda lakukan, sesuaikan dengan kondisi tubuh. Untuk yang overweight, olahraga minimal 250 menit per minggu (olahraga ringan/sedang) atau 150 menit per minggu (olahraga berat). Sedangkan yang BMInya normal, lakukan olahraga ringan/sedang selama 150 menit per minggu atau 75 menit per minggu (olahraga intensitas berat).
- Kondisi gangguan haid dan hiperandrogen dapat ditreatment dengan pil KB (mengatur siklus haid), pil hormon dan insulin sensitizer (obat-obatan untuk meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin yang dihasilkan tubuh contoh metformin).
- Konsumsi suplemen-suplemen untuk meningkatkan kualitas sel telur: antioksidan (vitamin E), asam folat, vitamin D, Myo inositol (suplemen khusus untuk meringankan gejala PCOS) dan omega 3.
- Teknik inseminasi, bayi tabung dan pembedahan dapat menjadi solusi infertilitas terakhir.
Pemeriksaan dan penyembuhan PCOS dapat anda lakukan di Rumah Sakit Bunga Bangsa Medika bersama dokter kandungan terbaik se jogja.