Infantile Kolik pada Bayi?
Menangis adalah hal yang wajar dilakukan oleh bayi. Ketika ia lapar, mengantuk, haus, tidak nyaman dengan lingkungan atau tubuhnya tindakan pertama yang dilakukan pastilah menangis.
Namun bagaimana jika bayi menangis tanpa sebab dalam waktu lama? Tentu ibu dan ayah akan bingung dan panik. Bayi yang terus menangis mungkin saja mengalami kolik.
Kolik didefinisikan sebagai gangguan pada perut yang ditandai dengan bayi menangis untuk waktu lama tanpa alasan yang jelas. Ini dapat berlangsung lebih dari 3 jam sehari, terjadi lebih dari 3 hari dalam seminggu atau bahkan mungkin lebih dari 3 minggu.
Bayi dengan kolik biasanya tidak dapat tidur nyenyak dan mengeluarkan gas secara terus menerus. Kolik umumnya dialami bayi di usia 6 minggu setelah kelahiran dan dapat hilang dengan sendirinya pada usia 3 hingga 4 bulan.
.
Kolik Berbahaya atau tidak?
Tangisan keras dan tanpa henti dari bayi pastinya memuat orang tua menjadi stress. Penyebab yang sulit diidentifikasi kerap kali membuat orang tua berpikir sesuatu yang berbahaya telah terjadi pada anak mereka.
Pada umumnya semua bayi di awal masa pertumbuhan berisiko mengalami kolik. Sebanyak 20% bayi di Indonesia mengalami kolik. Menurut Stanford children health, kolik akan hilang sama sekali pada usia 6 bulan.
Kebanyakan kasus, bayi dengan kolik tetap tumbuh dan berkembang dengan baik ditandai dengan penambahan berat badan dengan normal sesuai dengan usianya.
Kolik yang normal terjadi tidak akan menyebabkan demam, muntah dan sangat jarang diare kecuali jika ada intoleransi protein dari susu. Jadi orang tua tak perlu khawatir akan hal ini selama kolik tidak disertai dengan gejala-gejala tersebut.
.
Penyebab Kolik pada Bayi
Sampai saat ini para ahli keehatan tidak tahu pasti penyebab kolik namun ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan gangguan pada perut sehingga bayi tidak nyaman. Kemungkinan kolik disebabkan oleh:
- Bayi tidak nyaman dengan lingkungan/suasana tertentu.
Setelah lahir bayi harus beradaptasi dengan lingkungan baru, cahaya, suara keras dan hal-hal baru lainnya. Beberapa bayi tak mudah beradaptasi terlebih dengan pengelolaan emosi. Rasa tidak nyaman dapat menimbulkan kolik pada bayi.
- Bayi sensitif terhadap gas.
Beberapa individu berpikir bahwa gas mungkin menjadi penyebab kolik sebab bayi kolik tampak mengeluarkan lebih banyak gas dibandingkan bayi lainnya. Hal ini terjadi karena berbagai kemungkinan antara lain: bayi menghirup udara terlalu banyak tanpa bersendawa sehingga perut bayi kembung dan merasa sakit (misal ketika menyusu), makanan ibu menyusui yang menyebabkan produksi gas berlebih, diperparah dengan akumulasi gas karena bayi terus menangis.
- Bayi mengalami alergi atau intoleransi terhadap susu sapi/laktosa intoleran
Intoleransi terhadap protein pada susu yang menjadi zat alergen jika masuk ke tubuh bayi akan menyebabkan sakit perut. Terkadang disertai dengan diare. Bayi mungkin memiliki alergi susu sapi dan bereaksi terhadap perubahan dari ASI menjadi susu formula. Selain kolik, alergi susu sapi mungkin akan menimbulkan gejala lain misalnya ruam pada kulit bayi.
- Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna
Fungsi organ pencernaan bayi baru lahir belum sempurna layaknya orang dewasa. organ pencernaan yang terus bertumbuh dan bekerja untuk memproses nutrisi dan selanjutnya mengeluarkan zat sisa dalam tubuh kemungkinan menyebabkan kram/rasa tidak nyaman pada perut bayi.
Pada umumnya masyarakat mengira kolik disebabkan karena masalah pencernaan misal kram dan kembung pada perut bayi. Faktor lingkungan dan sekitarnya ternyata juga mempengaruhi. Para peneliti hanya menyimpulkan penyebab kolik berdasarkan kasus yang pernah terjadi namun tak tahu pasti akar permasalahan penyebab kolik. Konsultasikan kondisi bayi anda ke dokter anak untuk mengetahui secara pasti tangisan bayi karena kolik atau sebab lain.
.
10 Kiat Jitu Penanganan Bayi Kolik
Pada hakikatnya, bayi menangis karena tidak nyaman yang timbul baik dari dalam maupun luar tubuh. Menenangkan bayi merupakan cara terbaik untuk mengurangi kolik. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pastikan semua kebutuhan pokok bayi terpenuhi. Bayi kenyang, nyaman dengan posisi tidurnya, tidak sedang demam, tidak sedang kepanasan/kedinginan, nyaman dengan pakaian yang dikenakan dan lain-lain. Apabila kebutuhan primer telah terpenuhi maka berbagai cara di bawah ini dapat membantu menenangkan bayi:
- Selama menyusui, hindari konsumsi makanan yang menimbulkan gas berlebih dalam perut antara lain: kol, brokoli, kacang lentil dan lain-lain.
- Anda bisa gunakan musik klasik/white noise untuk menenangkan emosi bayi. Suara beirama konstan dipercaya dapat menenangkan bayi. Jika belum berhasil, berikan mainan dengan bunyi atau menyanyilah dengan lembut.
- Peluk bayi dalam gendongan dan temukan posisi mengendong yang dapat membuatnya tenang.
- Biarkan bayi menyusu jika ia lapar atau berikan pacifier/empeng untuk menenangkan bayi dan mengurangi jumlah gas yang masuk ke perut bayi. Sendawakan bayi segera setalah menyusu untuk mengurangi gas berlebih pada perut bayi. Ini berlaku untuk semua metode menyusui baik langsung maupun dengan alat bantu menyusui lainnya (dot, pipet, dan lain-lain). Jika bayi anda menyusui dengan dot, gunakan botol susu anti kolik.
- Gunakan selimut atau gendongan bayi agar bayi merasa lebih dekat dengan ibu. Tambahkan gerakan mengayun/menggoyang bayi anda.
- Berikan minyak telon pada perut bayi dan berikan pijatan lembut ke seluruh tubuh bayi terutama pada perut dengan arah jarum jam tekanan ringan namun konstan.
- Setelah memijat, upayakan skin to skin dengan bayi selama minimal 15 menit.
- Jika ia sudah tenang, ubah posisi tidur bayi anda yaitu miring ke kiri untuk membantu kerja sistem pencernaan.
Yang terpenting dalam menangani bayi kolik adalah ibu dan ayah harus tetap tenang dan dilarang panik. Sebab jika panik, energinya akan sampai ke bayi dan akibatnya bayi pun tak dapat tenang.
.
.