Kanker leher rahim menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak di Indonesia. Kanker selalu diberi nama sesuai dengan lokasi dimana sel abnormal tersebut tumbuh. Mari sedikit mengulas kembali tentang kanker. Penyakit yang satu ini muncul karena pertumbuhan sel secara berlebihan dan tidak terkendali. Faktor pemicu kanker ada banyak hal antara lain infeksi virus, paparan radiasi, pola hidup tidak sehat, gangguan imunitas dan riwayat keluarga. Kanker serviks selanjutnya disebut kanker leher rahim adalah keganasan sel-sel dalam tubuh asal muasalnya ditemukan di leher rahim. Serviks berada sepertiga bagian bawah uterus, bentuknya silindris, menonjol dan menjadi penghubung antara vagina dan rahim
Kasus kanker leher rahim diperkirakan meningkat menjadi 700.000 kasus antara tahun 2020-2030 dengan jumlah kematian tahunan meningkat pula sebanyak 400.000. Lebih dari 85% pengidap kanker ini adalah wanita berpendidikan rendah yang tinggal di negara miskin dengan minim akses layanan kesehatan.
Gambaran Kasus Kanker Leher Rahim di Indonesia
Kasus kanker di Indonesia cukup mencengangkan sebab membawa Indonesia berada pada urutan ke 8 se-Asia Tenggara. Sumber dari WHO mempublikasikan data berikut
Di tahun 2020, penambahan kasus kanker leher rahim di dunia mencapai 3,1% atau 598.076 kasus. Kanker jenis ini menjadi kanker terbanyak no 7 dan nomer 2 untuk kategori kanker yang mayoritas menyerang kaum wanita. Selain jumlah kasus yang meningkat, prevalensi kanker di Indonesia turut mengalami peningkatan. Semula 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk di tahun 2013. Tingginya prevalensi kanker di Indonesia membutuhkan perhatian khusus terkait dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang dilakukan oleh masyarakat.
Seorang wanita meninggal dunia tiap dua menit karena kanker leher rahim (kasus di seluruh dunia). Ini merupakan tragedi dan harus dilakukan tindakan preventif untuk mengurangi jumlahnya.
Penyebab Utama Kanker Serviks
Kanker leher rahim kebanyakan muncul karena infeksi virus Human Papiloma Virus (HPV). Terdapat ratusan jenis virus HPV, setidaknya 14 diantaranya adalah penyebab kanker (tipe risiko tinggi). Dua jenis virus HPV yaitu tipe 16 dan 18 menyebabkan 70% kanker leher rahim. Hampir semua kasus kanker jenis ini terjadi secara spontan dan tanpa gejala. Virus HPV paling umum berdiam di saluran reproduksi pria maupun wanita. Ditularkan secara seksual melalui kontak genital kulit yang terinfeksi, lendir, selaput atau cairan tubuh. HPV dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang baru dilahirkan namun kasus ini sangat jarang terjadi.
Pria dan wanita yang aktif secara seksual berisiko tinggi untuk terinfeksi virus HPV. Sebagian kasus kanker anus, vagina dan penis kemungkinan juga disebabkan oleh virus ini. Jenis HPV non kanker contoh tipe 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker leher rahim namun menimbulkan penyakit kutil kelamin dan papilomatosis (munculnya tumor di saluran pernapasan yang mengarah dari hidung dan mulut ke paru-paru). Kondisi ini jarang menyebabkan kematian namun cukup mempengaruhi kehidupan seksual. Faktor risiko lain yang mungkin menjadi penyebab kanker leher rahim antara lain kehamilan di usia muda, kebiasaan merokok, gangguan sistem imunitas (contoh: infeksi HIV) dan infeksi menular seksual lainnya.
Gejala Kanker Leher Rahim
Ketika seorang wanita mengalami satu atau beberapa gejala di bawah ini segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk evaluasi, diagnosis dan pengobatan lebih lanjut.
Stadium awal
- Muncul pendarahan ringan di luar siklus haid pada wanita usia reproduksi
- Bercak atau pendarahan pasca menopause
- Pendarahan setelah berhubungan seksual
- Frekuensi keputihan meningkat dan terkadang berbau tidak sedap
Ketika kanker leher rahim telah berkembang ada kemungkinan muncul gejala yang lebih parah yaitu
- Muncul rasa nyeri di punggung, kaki dan atau panggul secara persisten
- Penurunan berat badan secara drastis dan kehilangan nafsu makan
- Mudah lelah
- Pembengkakan pada kaki dan anggota tubuh lain
Diagnosis kanker leher rahim harus ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologi atau lebih dikenal dengan istilah biopsi. Pemeriksaan ini mengambil jaringan utuh leher rahim untuk diperiksa di laboratorium. Penggunaan teknik pewarnaan khusus membantu identifikasi komponen jaringan leher rahim.
Apa yang Dapat Saya Lakukan Untuk Mengurangi Risiko Kanker Serviks?
Kanker leher rahim merupakan penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan jika terdeteksi dini dan diobati dengan tepat oleh tenaga medis. Namun secara mayoritas, tindakan preventif tidak dilakukan dan kanker leher rahim cenderung tanpa gejala sehingga kebanyakan pasien datang dalam kondisi stadium lanjut.
Macam-macam strategi pencegahan dan pengendalian kanker serviks mencakup intervensi dan perubahan gaya hidup jangka panjang. Telah terbukti bahwa sebagian besar kasus kanker leher rahim disebabkan oleh virus HPV. Maka untuk mengurangi risiko tersebut, anda harus meminimalisir kemungkinan penularan virus HPV. Pendekatan seumur hidup dilakukan untuk eliminasi dan pengendalian kasus kanker di masyakarat.
- Upaya Pencegahan Primer
Remaja putri usia 9-14 tahun wajib diberikan vakin HPV untuk mengurangi risiko perkembangan kanker leher rahim. Vaksin sebisa mungkin diberikan sebelum mereka dinyatakan aktif secara seksual. Manfaatnya yang besar dan jangka panjang membuatnya penting untuk dilakukan di semua negara. Dua dosis vaksin HPV bagi putri anda mampu membangun imunitas untuk menangkal virus HPV.
Selain vaksinasi HPV, strategi pencegahan komprehensif untuk melindungi diri dari virus HPV adalah pemberian informasi kesehatan dan peringatan tentang penggunaan rokok. Promosi gaya hidup sehat di kalangan remaja dengan edukasi penggunaan kondom, menghindari hubungan intim di usia terlalu dini, himbauan bagi remaja laki-laki untuk sunat dan katakan tidak pada seks bebas. Penelitian dari WHO membuktikan, seks bebas dan memiliki pasangan seksual lebih dari satu meningkatkan risiko penularan virus HPV.
- Upaya Pencegahan Sekunder
Tujuan utama dari pencegahan sekunder adalah mengurangi kejadian dan kematian akibat kanker leher rahim dengan cara: mengidentifikasi dan memberikan pengobatan kepada wanita dengan lesi pra-kanker (terduga kanker). Bagi anda wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, wajib rutin menjalani skrinning agar sel abnormal dapat terdeteksi lebih awal dan dapat diberikan pengobatan sesegera mungkin.
Pap smear dan IVA test menjadi dua pilihan anda mengetahui kondisi kesehatan leher rahim anda. Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks untuk kemudian diteliti di laboratorium agar diketahui apakah sel tersebut mengandung sel pra-kanker atau kanker.Pap smear sebaiknya dilakukan rutin 3 tahun sekali (usia aktif secara seksual >21 tahun) atau 5 tahun sekali disertai dengan tes HPV (>50 tahun). Sedangkan IVA test adalah inspeksi visual dengan asam asetat. Kedua prosedur pemeriksaan ini dapat dilakukan di rumah sakit pilihan anda Bunga Bangsa Medika. Tentunya dikerjakan oleh dokter spesialis kandungan berpengalaman dr. Taufik Rahman Al Kaff, Sp.OG atau dr. Enny Setyowaty Pamuji, Sp.OG.
- Upaya Pencegahan Tersier
Deteksi dan penilaian tepat waktu akan menyelamatkan nyawa dan mengurangi risiko kematian akibat kanker leher rahim. Selain itu tindakan pengobatan yang tepat akan membawa tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi. Berbagai prosedur pengobatan yang diperlukan: operasi, radioterapi, kemoterapi dan perawatan paliatif.
Stadium awal dapat diobati dengan operasi dan atau radioterapi untuk penyembuhan jangka panjang. Sementara untuk stadium menengah hingga lanjut disembuhkan dengan kemoterapi dan perawatan paliatif. Ini merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dengan identifikasi dini, pengkajian cermat menyeluruh dan pengelolaan nyeri baik fisik maupun non-fisik. Dukungan psikososial dan spiritual bagi pasien dapat membantu proses penyembuhan.