• Alamat Jl. Lili kembang, Maguwo, DIY
Call Center: (0274) 280 3000

Infeksi Saluran Kencing (Urinary Tract Infection)

ISK adalah infeksi paling umum yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi terjadi di bagian saluran kemih yang memproduksi urin dalam tubuh manusia.

Saluran kemih terdiri dari beberapa organ yaitu dua ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Infeksi dapat terjadi mula-mula di uretra kemudian menyebar ke ginjal/organ lain dan menyebabkan penyakit yang lebih serius apabila tidak ditangani dengan tepat.

ISK menyebabkan lebih dari 8 juta orang di negara Amerika Serikat mengunjungi rumah sakit tiap tahun. Sekitar 60% diantaranya adalah wanita dan 12%nya pria telah mengalami ISK setidaknya satu kali seumur hidup.

.

Mengapa ISK Dapat Terjadi

Saluran kemih sangat berguna dalam sistem sekresi di tubuh manusia. Saluran ini menyimpan urin yang merupakan salah satu produk limbah dalam tubuh.

Urine dibuat di ginjal dan mengalir ke kandung kemih melalui ureter. Ginjal menyeimbangkan kadar bahan kimia yang masuk ke tubuh (natrium, kalium, kalsium, fosfor dan lain-lain) serta memeriksa tingkat keasaman darah.

Ginjal juga memproduksi hormon tertentu untuk mengendalikan tekanan darah, produksi sel darah merah dan menjaga kepadatan tulang. Selanjutnya kandung kemih menyimpan urin dan mengosongkannya lewat proses buang air kecil.

Normalnya urin tak mengandung bakteri namun bakteri dari saluran pencernaan atau  sekitar vagina bisa saja masuk melalui hubungan seksual, gaya hidup atau faktor usia (masa menopause pada wanita).

Mayoritas kasus ISK disebabkan oleh bakteri E.Coli yang hidup di saluran pencernaan. Infeksi saluran kencing dapat terjadi pula pada wanita hamil.

.

Penyebab Terjadinya Infeksi Saluran Kencing

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ISK saat hamil antara lain:

  • Perubahan tubuh saat hamil

Semua wanita baik yang hamil maupun tidak hamil berisiko mengalami ISK dibandingkan pria. Ini terjadi karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan laki-laki sehingga bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih. Ditambah, perubahan tubuh yang terjadi pada ibu hamil (rahim membesar dan perubahan hormon) menjadikan mereka lebih rentan mengalami ISK.

  • Kondisi diabetes gestasional pada ibu hamil

Ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional mengalami perubahan pada sistem pertahanan tubuhya sehingga risiko ISK menjadi lebih tinggi.

  • Perubahan hormon pada ibu hamil

Dua hormon utama yang berperan dalam proses kehamilan yaitu hormon estrogen dan progesteron mengalami perubahan drastis saat hamil. perubahan hormon ini meicu pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh terutama pada kandung kemih.

  • Hubungan seksual

Bakteri yang berada di sekitar vagina mungkin masuk saat hubungan seksual. Sehingga ibu hamil wajib buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

  • Adanya kelainan genetik pada sel darah merah (sickle cell anemia)

Sickle cell anemia adalah kelainan genetik yang menyebabkan bentuk sel darah merah menjadi tidak normal. Penyakit ini meningkatkan risiko ISK pada ibu hamil.

  • Kebutuhan cairan yang meningkat saat hamil

Saat hamil, perubahan fisiologis menuntut kebutuhan cairan yang lebih banyak. Cairan yang masuk ke tubuh ibu berfungsi untuk mendukung pertumbuhan janin, pembentukan cairan ketuban dan plasenta. Berdasarkan Kemenkes, ibu hamil wajib mengkonsumsi 2,1 liter air. Jika ibu hamil kurang minum maka frekuensi buang air kecil pun menurun akibatnya bakteri yang ada di saluran kemih tidak terbuang dan menyebabkan infeksi. Malah bakteri mungkin saja menyebar ke bagian lain dan menyebabkan ISK.

  • Perilaku kurang tepat setelah BAK/BAB

Mayoritas bakteri penyebab ISK adalah E.coli yang berada di usus. Letak usus yang berdekatan dengan uretra memungkinkan bakteri ini masuk ke sistem sekresi. Selain itu, menyeka organ intim dari belakang ke depan setelah BAB/BAK juga menjadi salah satu faktor bakteri pada rektum berpindah ke vagina dan menyebabkan infeksi saluran kencing.

.

Faktor Risiko Rentan Terkena ISK

Peningkatan risiko ISK dapat terjadi pada ibu hamil apabila:

  • Ibu hamil memiliki riwayat ISK
  • Usia ibu hamil yang terlalu tua atau terlalu muda/remaja
  • BMI tergolong obesitas saat hamil
  • Kerusakan pada saraf yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih akibat penyakit Parkison atau cedera fisik lain.

Ibu hamil Lebih Rentan Infeksi Saluran Kencing

Ibu hamil memang sangat rentan mengalami ISK karena perubahan tubuh khusunya perubahan hormon yang terjadi. Perubahan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan adanya pelebaran pembuluh darah termasuk pembuluh darah yang ada dalam sistem sekresi.

Kondisi ini mendorong peningkatan produksi urin yang kemudian menyebabkan penurunan kemampuan otot di kandung kemih untuk mengosongkan urin. Urin yang masih tertinggal di kandung kemih meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri sehingga ibu hamil rentan mengalami ISK.

 .

Komplikasi yang Dapat Terjadi Jika Ibu Hamil Mengalami ISK

Komplikasi serius mungkin terjadi jika ISK tak diobati dengan tindakan yang tepat. Berikut komplikasi yang dapat terjadi:

  • Bakteri menyebar ke ginjal sehingga menyebabkan infeksi pada ginjal.
  • Bayi lahir prematur dan infeksi dapat saja menurun ke bayi
  • Ibu hamil mengalami preeklamsia
  • Adanya bakteri dalam darah dan kerusakan sel darah merah.

 .

Gejala ISK Pada Ibu Hamil

Beberapa gejala ISK pada ibu hamil yang dapat menjadi ‘alarm’ awal untuk segera pergi ke dokter:

  • Nyeri dan sensasi terbakar saat BAK
  • Frekuensi BAK terlalu sering hanya dalam beberapa jam saja
  • Rasa nyeri atau kram pada perut bagian bawah
  • Keinginan untuk BAK secara terus menerus
  • Muncul darah pada urin

.

Pencegahan Infeksi Saluran Kencing pada Ibu Hamil

Berikut beberapa tips yang dapat diikuti ibu hamil agar terhindar dari ISK:

  • Konsumsi banyak air minum setiap hari untuk menghindarkan tubuh dari dehidrasi dan mendukung tumbuh kembang janin dalam kandungan.
  • Buang air kecil saat merasa ingin, dilarang untuk menahannya terlebih dalam waktu lama
  • Sesaat setelah BAK, keringkan organ intim dengan mengusap menggunakan tissue yang lembut dari depan ke belakang (rektum) agar bakteri tidak berpindah.
  • Bersihkan organ intim sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
  • Menghindari douches (teknik membersihkan vagina dengan cairan khusus)
  • Ibu hamil wajib menggunakan celana dalam berbahan katun dan celana longgar agar memantu menjaga area uretra tetap kering. Pakaian ketat menyebabkan area kewanitaan menjadi lembab dan membantu bakteri tumbuh.

Sebagian besar kasus ISK di masa kehamilan diobati dengan antibiotik yang aman bagi ibu dan bayi dalam kandungan. Dalam kasus ISK parah, infeksi terkadang telah sampai ke ginjal dan membutuhkan jenis antibiotik khusus.

Oleh sebab itu deteksi dini ISK melalui pemeriksaan sangat disarankan, lebih cepat diketahui maka lebih cepat ditangani.

.

.