• Alamat: Jl. Lili kembang, Maguwo, DIY
Call Center: (0274) 280 3000

Hipersaliva Saat Hamil? 10 Cara Yang Wajib Diketahui Untuk Mengatasinya

Hipersaliva – Yang wajib kamu ketahui

Saat sedang hamil, wanita mengalami perubahan tubuh yang begitu kompleks. Mual dan muntah, ngidam, bengkak di beberapa bagian tubuh belum lagi nyeri payudara, kram perut dan lain-lain.

Frekuensi dan tanda-tanda kehamilan ini dapat bervariasi antar individu. Namun tahukah anda terdapat satu gejala kehamilan yang kadang tak diketahui tetapi menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu hamil?

Hipersaliva atau sering disebut sialorrhea/ptyalism adalah kondisi produksi air liur yang berlebihan. Jumlahnya mampu mencapai satu hingga dua liter per hari.

Hipersaliva umum terjadi di trimester pertama kehamilan namun tak terjadi di semua ibu hamil. Ptyalisme bukanlah kondisi yang serius dan berbahaya hanya saja memang menimbulkan rasa tidak nyaman di masa kehamilan.

.

Peran Air Liur dalam Sistem Pencernaan

Air liur memegang peran penting dalam sistem pencernaan manusia antara lain:

  • Membersihkan partikel makanan dari gigi
  • Membantu gigi memecah makanan agar lebih mudah dicerna dalam sistem pencernaan dengan cara menghasilkan enzim amilase yang membantu mengubah karbohidrat menjadi zat gula sederhana.
  • Menjaga gigi dari karies dan menyumbang kalsium agar gigi tetap kuat
  • Membasahi mulut agar mulut tidak kering sehingga dapat berbicara, mengunyah dan menelan makanan dan minuman.
  • Sebagai anti-bakteri dan anti-jamur

.

Hipersaliva umum terjadi pada wanita hamil

Hipersaliva dapat terjadi pada siapapun. Salah satu kelompok yang paling sering mengalaminya adalah wanita hamil di trimester awal. Seiring meningkatnya usia kehamilan, hakikatnya hipersaliva berkurang sejak dari trimester kedua.

.

Mengapa ibu hamil mengalami Hipersaliva?

Berbagai perubahan yang terjadi di masa kehamilan perlu diketahui penyebabnya. Perlu pemahaman yang baik tentang bagaimana tubuh bekerja dan beradaptasi dengan kondisi yang berbeda. Berikut beberapa penyebab ibu hamil mengalami hipersaliva:

  • Perubahan hormonal

Seperti kebanyakan hal dalam kehamilan, hipersaliva terjadi karena perubahan hormon. Peningkatan hormon-hormon yang utama dalam kehamilan seperti estrogen dan progesteron memicu terjadinya hipersaliva.

  • Perubahan yang terjadi pada kerongkongan

Sebanyak 80% wanita hamil mengalami mual dan muntah di awal masa kehamilan. Malah beberapa individu mengalami hiperemesis gravidarum (mual dan muntah berlebihan). Akibatnya kerongkongan memberikan sinyal ke tubuh untuk memproduksi lebih banyak iair liur guna melapisi kerongkongan dan membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.

  • Mual dan muntah yang terjadi di awal kehamilan

Rasa mual yang muncul pada awal kehamilan dapat membuat ibu hamil secara sengaja tidak menelan ludah untuk menghindari muntah. Akibatnya ibu hamil mungkin menyimpan air liur di mulut untuk mencegah muntah.

Hipersaliva dapat menjadi parah terutama pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum (mual dan muntah berlebihan di masa kehamilan).

 .

Apa yang dapat dialakukan jika mengalami Hipersaliva?

Kondisi hipersaliva tentu membuat ibu hamil tidak nyaman, namun kondisi ini tidak dapat dicegah atau diobati secara medis. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan ibu hamil untuk mengurangi keluhan akibat hipersaliva:

  • Gunakan cairan pencuci mulut/obat kumur (mouthwash) untuk menghilangkan rasa pahit dan meredakan mual dan muntah. Gunakan saat pagi, siang dan malam hari sebelum tidur.
  • Bersihkan gigi dengan sikat gigi dan benang gigi minimal 3 kali sehari.
  • Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering (frekuensi makan minimal 6 kali dalam satu hari).
  • Tetap upayakan konsumsi air mineral minimal 2 liter per hari.
  • Konsumsi permen rendah gula untuk mengurangi rasa mual.
  • Apabila rasa mual muncul karena menelan air liur, cobalah untuk meludah di gelas, tissue atau kain lap khusus.
  • Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang setiap hari (mengandung karbohidrat, protein, lemak dan vitamin).

Hipersaliva pada hakikatnya tidak memperparah rasa mual hingga mengganggu aktivitas. Namun jika hal tersebut terjadi, segera konsultasikan dengan dokter kandungan anda.

Terlebih apabila kondisi hipersaliva menyebabkan ibu hamil tak mengkonsumsi makanan sama sekali. Tentu hal ini juga akan berdampak pada pertumbuhan janin di dalam kandungan.

.

.