Letusan gunung berapi mengakibatkan berbagai ancaman bagi kesehatan salah satunya sistem pernafasan. Tak hanya manusia namun juga hewan dan tumbuhan yang berada di sekitarnya.
Sebab saat gunung meletus, beragam material letusan gunung berapi keluar ke sekitar kawah. Material tersebut umumnya bersifat padat (batu besar, batu kecil, abu vulkanik), cair (lava pijar) dan gas (karbondioksida, belerang, awan panas atau sering disebut wedhus gembel).
Letusan gunung Semeru yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi contoh. Abu vulkanik yang terhirup penduduk sekitar berdampak negatif bagi kesehatan pernafasan. Pada beberapa letusan, partikel abu vulkanik sangat halus sehingga terhirup jauh ke dalam paru-paru. Paparan abu vulkanik yang tinggi akan menyebabkan sesak nafas, rasa tidak nyaman di dada atau bahkan batuk.
Partikel Abu Vulkanik yang Masuk ke Pernafasan
Penetrasi abu vulkanik yang dihirup masyarakat sekitar sangat tergantung pada ukuran partikel abu. Partikel yang lebih besar ukuran 10-100 mili bersarang di saluran udara bagian atas atau hanya sampai ke kerongkongan. Kemungkinan menyebabkan iritasi.
Partikel abu yang lebih kecil ukuran 4-10 mili mengendap di trakea dan bronkus menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut. Abu vulkanik paling kecil ukuran <4 mili akan masuk menembus alveolus.
Anatomi paru-paru yang satu ini berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Jika abu vulkanik masuk ke bagian ini maka akan menyebabkan penyakit paru-paru kronis karena mengganggu mekanisme kerja sistem pernafasan.
Kandungan paling berbahaya dari material letusan gunung berapi adalah silika kristalin yang terkandung dalam abu vulkanik. Mineral ini berpotensi menyebabkan silikosis (penyakit paru-paru kronis karena kandungan silika yang terlalu banyak di dalam tubuh).
Penyakit ini menyebabkan kerusakan jaringan parut pada paru-paru dan gangguan fungsi paru-paru dalam sistem pernafasan. Selain karena paparan abu vulkanik, silikosis biasanya banyak menyerang pekerja di industri pemotongan batu, konstruksi jalan, bangunan dan penggalian.
Kandungan Berahaya dalam Abu Vulkanik
Beragam partikel dan gas berbahaya terkandung dalam abu vulkanik antara lain:
- Karbon dioksida
- Sulfat atau sulfur dioksida, ketika terhidup gas ini menyebabkan peradangan pada jalan nafas dan infeksi saluran pernafasan/bronkitis.
- Asam hidroklorik jika masuk ke saluran pernafasan menyebabkan nyeri dada, nyeri pada saluran pernafasan dan menyebabkan kerusakan akut pada paru-paru.
- Asam hidroflourat, uap dari zat ini menyebabkan sesak nafas.
Masing-masing memiliki efek yang berbeda namun secara umum menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan. Paparan dan frekuensi yang semakin tinggi meningkatkan risiko penyakit sistem pernafasan yang semakin parah pula.
Dampak Abu Vulkanik Terhadap Sistem Pernafasan
Paparan abu vulkank dapat memicu serangan asma menyebabkan sesak nafas, batuk dan iritasi pernafasan. Gejala akut jangka pendek yang umum terjadi meliputi:
- Iritasi pada hidung dan keluarnya cairan (pilek)
- Iritasi pada tenggorokan dan sakit tenggorokan terkadang disertai batuk kering
- Gejala penyakit bronkitis yang parah bagi individu yang sebelumnya telah memiliki riwayat penyakit pernafasan (batuk berdahak, sesak nafas dll)
- Iritasi saluran nafas bagi penderita asma atau bronkitis
- Bernafas menjadi tidak nyaman
- Penyakit paru-paru serius mungkin muncul jika paparan abu vulkanik terjadi dalam jangka panjang
Risiko gangguan sistem pernafasan lebih mungkin terjadi pada individu dengan riwayat penyakit paru-paru sebelumnya. Partikel abu vulkanik mengiritasi saluran udara dan menyebabkan pernafasan lebih sulit pada individu dengan masalah paru-paru.
Debu halus juga menyebabkan lapisan saluran udara menghasilkan lebih banyak sekresi yang dapat menyebabkan batuk dan sesak nafas.
Pencegahan dan Mitigasi
Melindungi diri dari paparan abu vulkanik merupakan prioritas utama yang harus dilakukan jika terjadi letusan gunung berapi di sekitar anda. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan :
- Kenakanlah pakaian pelindung, kacamata, masker
- Pantau status dan kondisi gunung berapi, jika semakin memburuk segera mengungsi ke tempat lebih aman yang jauh dari paparan abu vulkanik
- Jaga kebersihan diri, basahi permukaan benda yang terkena partikel abu vulkanik
- Saat berkendara, jaga jarak aman dengan kendaraan lain mengingat jarak pandang yang berkurang akibat abu vulkanik
- Hindari kerja fisik, kerja berat menyebabkan inhalasi partikel abu vulkanik masuk lebih dalam ke paru-paru.
Itulah sekelumit pengetahuan dan tips untuk menjaga paru-paru anda dari abu vulkanik akibat letusan gunung berapi. Mudah bukan?
Lakukan hal tersebut semaksimal mungkin dan konsultasikan ke dokter spesialis jika anda merasa ada gangguan pada sistem pernafasan. Salam sehat!