GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) mengacu pada masalah lambung dan kerongkongan. GERD adalah kenaikan asam lambung ke kerongkongan dan mengiritasi kerongkongan serta menyebabkan sakit perut. GERD dapat terjadi pada siapapun tak terkecuali bayi di bawah usia 2 tahun.
.
Ketika GER berubah menjadi GERD
GER adalah akronim dari Gastroesophageal Reflux yaitu pergerakan asam lambung menuju kerongkongan sementara GERD adalah masalah jangka panjang dimana pergerakan refluks/asam lambung kerap terjadi dan menyebabkan gejala yang lebih parah. GERD termasuk gangguan pencernaan jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan anak.
.
Bagaimana GERD dapat terjadi pada anak
GERD mengacu pada lambung dan kerongkongan yang saling berkaitan. Kerongkongan adalah tabung tempat masuknya makanan yang menghubungkan tenggorokan ke perut.
Asam lambung yang naik terjadi karena otot pengendali (sphincter) esofagus bagian bawah terbuka. Ini adalah otot yang berada di bawah kerongkongan.
Secara normal, otot tersebut secara otomatis terbuka dan tertutup untuk membiarkan makanan masuk dan menyimpan makanan di perut. Saat anak mencerna makanan, otot tersebut terbuka dan memungkinkan isi perut naik kembali ke kerongkongan.
Asam lambung naik juga ke tenggorokan, mengiritasi kerongkongan dan bahkan menyebabkan batuk/infeksi. Hal ini menyebabkan anak menjadi mual, muntah, sakit/perih di sekitar ulu hati, batuk, sesak nafas bahkan sakit perut.
Pergerakan refluks terjadi pula pada bayi dan ini normal selama tiga bulan pertama kehidupan karena penyesuaian kerja LES (lower esophagus sphincter).
Perlu dikhawatirkan jika pergerakan asam lambung menyebabkan batuk kronis, bayi tidak makan dengan baik sehingga tidak mencapai kenaikan berat badan yang direkomendasikan dokter sesuai dengan usianya.
.
Penyebab GERD pada anak
Semua orang memiliki asam lambung/refluks dari waktu ke waktu. Bagi orang dewasa, hal ini kerap kali tampak saat bersendawa dan muncul rasa asam di mulut.
Anak pun demikian, seringkali otot pengendali esofagus bagian bawah cenderung rileks ketika seharusnya tertutup. Malah pada bayi otot ini cenderung lemah.
Saat makanan padat atau susu dicerna, otot ini membuka dan saat telah selesai otot ini menutup sebagaimana mestinya. Dalam beberapa kasus, asam lambung naik menimbulkan gejala atau tidak sama sekali.
Beberapa jenis makanan tampak mempengaruhi kerja otot LES (lower esophagus sphincter). Terdapat pula sebab-sebab lain yang mampu menjadi pemicu GERD pada anak.
- Makanan terlalu manis antara lain cokelat, permen dan lan-lain.
- Makanan tinggi lemak, contoh junk food.
- Makanan lain yang menyebabkan perut mengandung terlalu banyak asam termasuk tomat, jeruk, cuka dan lain-lain.
- Paparan asap rokok yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan di saluran pencernaann bagian atas. Berlaku pula bagi perokok pasif termasuk anak-anak.
- Obesitas pada bayi/anak meningkatkan risiko asam lambung naik.
.
Ciri-ciri GERD pada Anak
Gejala yang umum terjadi pada anak/bayi yang mengalami GERD antara lain;
- Mual kadang disertai dengan muntah
- Sakit perut, terkadang anak-anak tak menyadari gejala ini dengan tepat.
- Sering tersedak dan mengalami batuk kronis. Sendawa berlebih juga merupakan gejala.
- Anak/bayi mengalami penurunan nafsu makan sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan dalam jangka panjang akan menyebabkan malnutrisi.
- Bayi/anak rewel dan menangis tanpa sebab dalam waktu lama (mungkin karena sakit perut atau nyeri ulu hati).
.
Penanganan Anak/Bayi yang mengalami GERD
Tak bisa dipungkiri asam lambung naik mungkin terjadi di masa pertumbuhan anak, namun mengubah beberapa teknik pemberian makanan dan kebiasaan sehari-hari dapat membantu menurunkan risiko GERD. Berikut tips-tips penanganan GERD pada anak:
- Hindarkan anak dari asap rokok untuk menjaga kesehatan pencernaan dan juga pernafasannya.
- Memantau nutrisi yang masuk ke tubuh anak melalui makanan. Jaga berat badan anak tetap ideal sesuai usianya (tidak overweight).
- Sendawakan bayi setelah selesai minum susu formula atau ASI. Sendawa merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan udara berlebih pada saluran pencernaan bagian atas.
- Pada beberapa bayi/anak, menghindari produk susu dapat mencegah GERD. Produk susu merupakan pemicu paling umum terjadinya refluks dan kenaikan asam lambung meskipun tidak secara langsung.
- Hindari atau paling tidak batasi konsumsi makanan yang terlalu asam. Anda dapat menggantinya dengan jenis makanan lain.
- Jika bayi menyusu menggunakan botol susu, gunakan botol susu sesuai usianya untuk mencegah bayi kolik dengan menelan terlalu banyak udara.
- Pastikan celana/popok bayi/anak nyaman, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.
Apabila GERD terjadi pada bayi, dokter akan melakukan beberapa tes antara lain PH testing untuk mengukur level keasaman esopagus bayi.
Penanganan bayi GERD tergantung pada tiga hal yaitu gejala, umur dan kondisi kesehatan masing-masing anak. Seiring pertambahan usia LES akan semakin kuat dan optimal fungsinya sehingga anak terhindar dari GERD.
.
.