A. Alergi pada Kulit Anak
Kulit merupakan organ imunologis terluas dalam tubuh manusia. Lapisan kulit memiliki jaringan kompleks yang terdiri dari banyak sel untuk melindungi makhluk hidup dari potensi bahaya yang berasal dari lingkungan.
Tahukah anda bahwa kulit merupakan benteng pertahanan tubuh yang pertama bagi manusia? Luasnya mencapai 2 meter persegi pada manusia dewasa dan terdapat sistem kekebalan tubuh di dalam dua struktur utama kulit.
Setiap anak memiliki kondisi kulit yang berbeda-beda. Reaksi alergi dapat terjadi pada semua tipe kulit. Ketika kulit menjadi teriritasi itu artinya sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sesuatu hal yang sebenarnya tidak berbahaya. Inilah yang disebut reaksi alergi. Masalah alergi pada anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Anak yang mengalami alergi pada kulit akan merasa gatal dan tidak nyaman sepanjang hari sehingga tidak dapat tidur dan beraktivitas dengan normal. Padahal tidur dan aktivitas fisik merupakan elemen penting bagi proses pertumbuhan anak. Dampak selanjutnya berat badan anak sulit naik, gangguan psikologis atau paling parah peradangan menahun.
B. Penyebab Alergi Kulit pada Anak
Ketika kulit anak terpapar zat alergen, dibutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua hari untuk reaksi alergi muncul. Kenali beragam pemicu alergi pada kulit di bawah ini:
1. Riwayat keluarga dengan alergi kulit berat maupun ringan.
2. Terpapar alergen contoh: debu, tungau, bulu hewan peliharaan, serbuk sari tanaman atau berasal dari makanan.
3. Penggunaan sabun mandi dan pembersih rumah tangga (detergen pakaian, sabun cuci tangan) berbahan dasar antiseptik dan mengandung SLS (sodium lauryl sulfate).
4. Penggunaan perhiasan berbahan dasar logam: nikel, emas dan lain-lain
5. Penggunaan peralatan berbahan lateks (sarung tangan lateks, balon, karet gelang, bola karet dan lain-lain)
6. Paparan bahan kimia dalam produk wewangian, pengawet, lem atau kosmetik.
7. Paparan gas formaldehyde pada cat kuku, produk desinfektan, perabotan rumah tangga, berbagai jenis perekat dan lain-lain.
8. Paparan suhu ekstrem pada kulit dalam waktu lama.
9. Insufisiensi atau defisiensi vitamin D pada anak.
C. 5 Gejala Alergi pada Kulit Anak paling Umum
Gejala yang timbul tergantung pada jenis alergi yang dimiliki. Namun umumnya sebagai berikut:
– Ruam kemerahan, sering disalahartikan sebagai biang keringat.
– Gatal dan bersisik.
– Muncul benjolan berisi cairan bening.
– Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.
– Sensasi tidak nyaman (gatal, terbakar, nyeri).
D. Jenis-jenis Alergi pada Kulit
Kondisi ruam kulit pada anak tidak selalu diartikan sebagai reaksi alergi, namun karena pengaruh infeksi atau keadaan kulit yang terlalu kering/rusak. Dibutuhkan diagnosis yang tepat dari dokter guna mendapatkan tindakan pengobatan yang tepat. Berikut ini beragam jenis alergi kulit yang mungkin terjadi pada anak-anak:
1. Dermatitis Kontak
Adalah peradangan kulit karena kontak dengan zat tertentu penyebab alergi. Penyakit kulit ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu dermatitis kontak iritasi dan dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak iritasi dapat terjadi pada siapapun, risikonya menjadi lebih tinggi jika anak berulang kali terpapar zat alergen. Sifatnya non-imunologis dan langsung menyerang jaringan pada kulit.
Pemicu alergi biasanya sabun, detergen, air liur binatang atau zat alergen lain. Gejala yang dirasakan anak: sensasi terbakar, menyengat dan nyeri pada area kulit tertentu.
Berbeda dengan dermatitis kontak alergi, faktor penyebab umumnya adalah genetik dan riwayat keluarga.
Bersifat imunologis selain karena faktor internal, faktor eksternal pun mempengaruhi kemunculan reaksi alergi contoh paparan bahan kimia dalam produk kosmetik, perekat, perhiasan logam dan lain-lain. Anak-anak akan merasakan gatal luar biasa pada area tubuh tertentu jika terkena penyakit ini.
2. Dermatitis Atopik atau sering disebut Eksim
Sebanyak 10% hingga 50% penderita dermatitis atopik adalah anak-anak. Alergi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif sehingga memicu peradangan yang merusak lapisan kulit. Akibatnya kulit menjadi kering, rentan gatal, ruam dan infeksi.
Berbagai penelitian menunjukkan anak dengan dermatitis atopik mengalami mutasi gen dalam tubuhnya. Mutasi gen ini bertanggung jawab pada produksi filaggrin (protein yang membantu tubuh untuk mempertahankan imunitas pada lapisan teratas kulit).
Tanpa filaggrin yang cukup, kulit tidak sepenuhnya terlindungi, kelembaban hilang dan bakteri/virus masuk ke kulit dengan mudah. Ketika anak menderita dermatitis atopik, kondisinya kadang membaik namun di lain waktu mungkin memburuk. Penanganan pertama anak dengan dermatitis atopik ialah mengupayakan kulit anak selalu dalam keadaan lembab.
3. Urtikaria/biduran
Orang Indonesia lebih mengenalnya dengan istilah biduran. Pada anak dengan urtikaria, akan ditemukan lesi (benjolan) berwarna merah atau sewarna kulit dan umumnya disertai rasa nyeri.
Biduran bersifat sementara terjadi karena paparan zat alergen, suhu yang terlalu panas/dingin, stress, atau kondisi kesehatan tertentu. Jika penyakit ini berlangsung lebih dari enam minggu maka dikategorikan sebagai urtikaria akut/kronis.
4. Angiodema
Adalah pembengkakan pada lapisan kulit ditandai dengan pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Ini sering terjadi di sekitar mata, bibir atau pipi anak.
5. Psoriasis
Penyakit kulit yang satu ini disebabkan karena faktor keturunan dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Penderita psoriasis memiliki ruam merah, tebal, bersisik dan mudah terkelupas pada kulitnya. Terkadang kambuh di minggu-minggu tertentu kemudian hilang dan kambuh kembali.
E. 8 Cara Ampuh Atasi Alergi Kulit pada Anak
– Hindari bahan-bahan pemicu alergi. Ini merupakan langkah utama dan pertama yang bisa orang tua lakukan agar reaksi alergi tidak muncul.
– Jika terjadi gejala alergi pada anak, lakukan pemeriksaan hematologi lengkap dan kadar vitamin D dalam tubuh. Jika ditemukan insufisiensi/defisiensi berikan suplemen vitamin D sesuai anjuran dokter. Vitamin D berkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh anak dalam rangka melawan alergi.
– Berikan suplementasi multivitamin.
– Selain suplementasi, penuhi kebutuhan vitamin dari makanan yang dikonsumsi.
– Gunakan produk kebersihan diri yang bersifat melembabkan dan khusus untuk kulit sensitif. Hindari sabun antiseptik yang memiliki kandungan SLS (sodium lauryl sulfate). Orang tua dapat memilih sabun/shampoo berbahan dasar minyak (oil based).
– Gunakan produk non-perfume (tanpa kandungan parfum di dalamnya).
– Berikan ASI eksklusif agar anak mendapatkan kandungan probiotik pada ASI. Probiotik berperan penting pada sistem pencernaan dan imunitas anak. Jika terlanjur tidak dapat memberikan ASI, berikan suplementasi prebiotik dan probiotik (sinbiotik).
– Hindari paparan suhu ekstrem.
Terkait asupan makanan kaya vitamin dan mineral yang membantu sistem imunitas anak, para orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter anak dan dokter gizi di Rumah Sakit Bunga Bangsa Medika. Temukan formula tepat menu makan anak dan cegah gejala alergi demi tumbuh kembang optimal.