Apa Itu Cairan Ketuban?
Cairan ketuban merupakan cairan yang mengelilingi dan melindungi bayi dalam kandungan dari trauma benturan serta hal-hal berbahaya yang berasal dari luar.
Cairan ini biasanya bening/sedikit kuning dan mengandung nutrisi yang memfasilitasi gerakan serta pertumbuhan janin. Tahukah anda bahwa cairan ketuban diidentifikasi lebih dulu bahkan sebelum embrio dikenali?
Di awal kehamilan usia sekitar 4 minggu, pada layar USG akan muncul gambaran kantung kehamilan yang pada akhirnya akan menjadi ruang dimana sirkulasi cairan ketuban terjadi.
Selama embriogenesis, volume cairan ketuban meningkat lebih cepat dibandingkan ukuran embrio. Cairan ketuban berada pada kantung berdinding tipis yang mengelilingi janin.
Cairan ini terus bersirkulasi mengikuti aktivitas refleks bayi seperti menelan lalu mengeluarkannya kembali. Berikut gambaran cairan ketuban di dalam rahim ibu hamil.
.
Fungsi Cairan Ketuban Untuk Bayi dalam Kandungan
Saat di dalam kandungan, bayi mengapung dan hidup bersama cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban normal pada ibu hamil sekitar 800 ml pada usia kehamilan 31-34 minggu dan akan meningkat jumlahnya sejalan dengan persalinan yang semakin dekat.
Berikut ini fungsi penting cairan ketuban antara lain:
- Memberi perlindungan bagi janin dalam kandungan dari benturan dan memberinya ruang untuk terus tumbuh dan berkembang.
- Sebagai cairan anti-infeksi pelindung bayi.
- Penjaga kestabilan suhu tubuh bayi sebab air ketuban diproses dan didaur ulang secara sistematis. Hasilnya suhu cairan ketuban memberikan rasa nyaman dan aman dalam rahim.
- Memberikan ruang untuk bayi bergerak dalam kandungan yang selanjutnya mendukung pertumbuhan tulang bayi. Tak hanya tulang, sistem otot, pencernaan dan pernafasan juga tumbuh dengan baik karena adanya cairan ketuban.
- Membantu paru-paru bayi untuk tumbuh sempurna.
- Mencegah tekanan pada tali pusar akibat kekeringan yang mungkin terjadi. Jika tali pusat mengering maka akan mengerut dan menghambat penyaluran oksigen dari ibu ke bayi.
- Sebagai media pelapis dari sisi membran timpanik sehingga janin dapat mendengar bunyi-bunyian dari luar tubuh ibunya.
- Cadangan cairan dan nutrisi untuk sementara waktu.
- Mendukung proses persalinan melalui tekanan atau kontraksi rahim sehingga leher rahim dapat membuka secara otomatis.
- Menjadi ‘pelicin’ di jalan lahir saat persalinan.
- Menjadi indikator utama untuk mendeteksi kelainan janin dalam kandungan.
.
Nutrisi dalam Air Ketuban
Cairan ketuban mengandung karbohidrat, protein, peptide (asam amino yang menjadi bahan penyusun protein tertentu), lipids (molekul yang mengandung hidrokarbon dan membentuk struktur dan fungsi sel hidup), laktat, elektrolit, enzim dan hormon.
Sebelum kreatin terbentuk pada kulit bayi, cairan ketuban berperan penting dalam sirkulasi asam amino dari plasenta ke janin.
Selain itu, cairan ketuban kaya akan kandungan taurin yaitu asam amino sulfonik yang terdapat secara alami dalam tubuh manusia. Manfaatnya segudang untuk bayi dalam kandungan antara lain:
- mengatur kadar kalsium dalam tubuh
- membantu proses pencernaan
- menjaga keseimbangan elektrolit tubuh
- membantu pertumbuhan fungsi sistem saraf dan mata bayi.
Glutamin dan arginin juga terkandung dalam cairan plasenta. Glutamin membantu proses pembelahan sel sedangkan arginin memainkan peran penting dalam perkembangan janin dan plasenta yang menjadi penopang hidup utama saat dala kandungan.
.
Fungsi Proteksi dari Air Ketuban
Cairan ketuban menjadi sebuah bantalan bagi janin di dalam rahim yang memungkinkan pergerakan dan pertumbuhan janin. Banyak zat terkandung dalam cairan ketuban termasuk enzim dan anti-mikroba yang menjadi sistem kekebalan bawaan.
.
Produksi Cairan Ketuban
Cairan ketuban awalnya berasal dari plasma ibu dan melewati membran janin berdasarkan kekuatan hidrostatik dan osmotik. Seiring pertumbuhan plasenta dan pembuluh darah janin yang berkembang, cairan ini mengalir melalui plasenta, ke bayi dan keluar melalui kandung kemih dan paru-paru bayi.
Cairan lalu kembali ditelan bayi dan diserap oleh lapisan plasenta. Mekanisme tersebut terjadi terus menerus. Volume cairan ibu menjadi asal mula cairan ketuban sehingga jika ibu hamil dehidrasi maka akan berpengaruh pula pada volume cairan ketuban.
.
Pentingnya Pemantauan Jumlah Cairan Ketuban Selama Kehamilan
Diamati dari manfaat cairan ketuban, volume cairan ketuban dapat berkorelasi dengan berat janin dan menjadi indikator utama masalah pada plasenta atau bayi.
Oleh sebab itu penting melakukan pemantauan volume cairan ketuban secara teratur mulai usia kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan AFI (Amniotic Fluid Index) menjadi salah satu alternatif mengukur jumlah cairan ketuban. Kondisi yang mungkin terjadi:
- Oligohydramnios, adalah kondisi kurangnya cairan ketuban. Jika dinilai dari AFI, angkanya kurang dari 5 cm. Ini terjadi kemungkinan karena berbagai faktor yaitu masalah pada plasenta, ibu mengalami dehidrasi, ibu mengalami ketuban pecah dini (KPD), masalah pada ginjal bayi sehingga sirkulasi produksi dan penggunaan cairan ketuban menjadi tidak normal dan sebab lain yang mungkin terjadi. Masalah-masalah tersebut biasanya terjadi pada ibu dengan riwayat kehamilan berisiko tinggi misal preeklamsia.
- Polyhydramnios
Berkebalikan dari Oligohydramnios, pada polyhydramnios volume cairan ketuban terlalu banyak mencapai lebih dari 25 cm. Apakah ini pertanda baik?
Tentu tidak, cairan ketuban yang terlalu banyak mengindikasikan kondisi medis tertentu antara lain: permasalahan genetik pada bayi, sirkulasi cairan ketuban tidak normal karena bayi tak menelan cukup cairan ketuban, ibu mengalami diabetes gestasional, kemungkinan gut atresia yaitu penyumbatan di usus bayi sehingga ia tak mampu menyerap cairan ketuban, abnormalitas pertumbuhan plasenta, indikasi pertumbuhan cairan abnormal di tubuh bayi dan lain-lain.